Jumat, 24 Juni 2011

Konseling Keluarga


MAKALAH



KELUARGA BAHAGIA
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Konseling Keluarga
Dosen Pengampu :  Agus Maemun, S.Pd.I

Di susun oleh:
  Nama       :  -    Budi Lukito
-          Niken Widia Ningrum
-          Nahary Noor  S
-          Ayu Rahmawati S
Kelas        : VI E
Progdi      : Bimbingan Dan Konseling


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2011
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rangkuman atau referensi dari Konseling Keluarga.
Keberhasilan tugas ini tidak lepas dari bantuan, dorongan serta petunjuk dari semua pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terkait, pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Agus Maemun, S.Pd.I selaku dosen pengampu Mata Kuliah Konseling Keluarga.
2.      Teman-teman kami mahasiswa-mahasiswi Universitas Pancasakti Tegal khusunya semester IV Program Studi Bimbingan dan Koseling
Namun kami mengakui masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan tugas ramkuman ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan bimbingan dari dosen pengampu dan teman-teman agar apa yang kami paparkan dalam sebuah tugas ini bisa menjadi lebih baik dan sempurna lagi.


Tegal,   Juni 2011
Tim Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
                                                                    

1.1. Latar Belakang
Keluarga bahagia adalah identik dengan keluarga yang harmonis sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup (Bambang, 2000 :52). Setiap keluarga selalu mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampumempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orang tuanya.
1.2.    Rumusan Masalah
Pada makalah ini kami akan membahas beberapa hal mengenai Keluarga Bahagia, antara lain :
1.             Pengertian kepribadian Keluarga Bahagia
2.             Ciri-ciri Keluargan Bahagia
3.             Kendala-kendala dalam mencapai Keluaraga Bahagia
4.             Faktor-faktor penentu Keluarga Bahagia

1.3.   Tujuan penulisan
Dalam penulisaan makalah ini, kami mempunyai tujuan antara lain :
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Konseling Keluarga”, Dosen pengampu Agus Maemun, S.Pd.I
a.              Memperluas wawasan mengenai Keluarga
b.             Mengetahui perkembangan Keluarga Bahagia
c.              Mengetahui hakikatnya Keluarga Bahagia.
BAB II
PEMBAHASAN


2.1.Pengertian Keluarga Bahagia
Keluarga bahagia adalah identik dengan keluarga yang harmonis sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup (Bambang, 2000 :52). Setiap keluarga selalu mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampumempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orang tuanya.
Keluarga bahagia dan sejahtera adalah tujuan dan sekaligus harapan ideal sebuah keluarga Indonesia. Kata bahagia selalu dikaitkan dengan aspek psikologis dan ukuran-ukuran perasaan yang paling dalam. Sementara kata sejahtera dikaitkan dengan keluarga yag cukup dalam pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, dan papan. Keadaan cukup tentu bersifat relatif, tetapi di dalamnya terkandung makna mampu memenuhi kebutuhan minimal, sehingga keadaan seperti itu dapat menciptakan suasana dalam keluarga tenang. Bahagia dan sejahtera dalam konteks keluarga seolah-olah mengandung pengertian tunggal, karena menggambarkan adanya situasi seimbang antara suasana batin (rohani) dan suasana lahir (jasmani). Singkat kata, sebuah keluarga belum disebut bahagia jika hanya berkecukupan harta benda, namun tidak menikmati suasana batin yang baik.
Di samping itu kelurga bahagia akan terealisasikan apabila kebutuhan-kebutuhn setiap individu di dalam keluarga terpenuhi sebagai kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan individu ada dua jenis yaitu :
1.      Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis adalah kebutuhan akan sandang, pangan, papan, seks serta aspek-aspek yang lainnya yang merupakan pemenuhn kebutahan fisik setiap individu lainnya.
2.      Kebutuhan Sosiologos/Psikologis
Kebutuhan sosiopsychis adalah kebutuhan akan harga diri, rasa aman, tentram, kebutuhan religius, kebutuhan akan keindahan, rasa kebebasan, rasa mengenal, rasa sukses.
Kebahagiaan sebagai tujuan pembentukan keluarga merupakan ikitan jiwa seseorang suami dan istri dalam lingkungan keluarga dipengaruhi dan pengabdia tulus diantara mereka, memberikan pancaran kesucian tertentu dan nilaisangant tingi kepada kehidupan keluarga.
2.2.Ciri-Ciri Keluarga Bahagia
Keluarga yang di Idealkan oleh manuasia adalah keuarga yang memiliki mental sehat demikian : sakinah (perasaan tenang), mawaddah (cinta), dan ramah (kasih sayang). Antar keluarga saling menyayangi dan merindukan. Sang Ayah menyayangi, mencintai dan merindukan anak dan Ibu dari Anak-anaknya. Sang Ibu mencintai dan merindukan anak-anak dai Ayahnya. Sang anakpun demikian mencintai, merindukan Ayah dan Ibunya. Dengan demikian diantara mereka terdapat suatu kesatuan (unity) terhadap yang lain. Ciri-ciri pola hubungan yang melekat pada keluarga yang bahagia adalah (1) Kesatuan dengan Sang Pencipta . (2) kesatuan dengan alam semesta (3) komitmen (4) tausiyah dan feedback (5) keluesan (6) kesatuan fisik (7) dan hunbungan seks yang sehat (8) bekerjasama (9) saling percaya dan lain-lain. 
Menurut Danuri (1999:19) ciriciri keluarga bahagia diantaranya :
  1. Adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Hubungan yang harmonis antara individu dengan individu lain dalam keluarga dan masyarakat.
  3. Terjamin kesehatan jasmani, rohani, dan sosial.
  4. Cukup sandang, pangan, dan papan.
  5. Adanya jaminan hukum terutama hak azasi manusia.
  6. Tersedianya pelayanan pendidikan yang wajar.
  7. Ada jaminan di hari tua, sehingga tidak perlu khawatir terlantar di masa depan.
  8. Tersediaanya fasilitas rekreasi yang wajar.
2.3.Faktor-Faktor Penentu Kebahagiaan Rumah Tangga
            Menurut Singgih D. Gunarso (1999:67) faktor-faktor yang harus di penuhi demi terciptannya keluarga bahagia adalah:
1.      Perhatian
Perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati. Menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah pokok hubungan yang baik diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di dala keluarga, berarti mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarganya, lebih jauh lagi orang tua harus mengarhakan perhatiannya untuk mencari lebih mendalam sebab dan sumber permasalahanyang terjadi di dalam keluarga dan perlu juga memperhatikan juga terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga.
2.      Penambahan pengetahuan
Mencari pengetahuan dan menambah oengetahuan bukan monopoli siswa-siswi atau mahasiswa saja. Dalam keluarga, baik orang tua maupun anak harus menambang pengetahuan tanpa henti-hentinya. Di luar, mereka menarik pelajaran dan inti dari segala yang dilihat dan dialaminya. Lebih penting lagi ialah usaha mengetahui mereka yang lebih dekat yakni seluruh keluarga anggota keluarga. Biasanya kita lebih cenderung untuk memperhatikan kejadian-kejadian di luar  rumah tangga, sehingga kejadian-kejadian di rumah terdesak denga kemungkinan timbulnya akibat-akibat yang tidak di sangka-sangka, karena kelalaian kita. Mengetahui setiap perubahan di dalm keluarga dan perubahan anggota keluarga berarti mengikuti perkembangan setiap anggota.
3.      Pengenalan diri
Dengan pengetahuan yangberkembang terus sepanjang hidup, maka usaha-usaha pengenalan diri akan dapat dicapai. Pengenalan diri setiap anggota berarti juga pengenalan diri sendiri. Anak-anak biasanya belum mengadakan pengenalan diri dan baru akan mencapainya dalam bimbingan dalam keluarganya, setelah anak banyak pergi keluar rumah, di mana lingkungan lebih luas, pandangan dan pengetahuan diri mengenai kemampuan-kemampuan, kesanggupan-kesanggupan dan sebagainya akan menambah pengenalan dirinya. Pengenalan yang baik akan memupuk pula pengertian-pengertian
4.      Pengertian
Apabila pengetahuan dan pengenalan diri sudah tercapai, ,aka lebih mudah menyoroti semua kejadian-kejadian atau peristiwayang terjadi di dalam keluarga. Masalah-masalah lebih mudah di atasi apabila latar belakang kejadian dapat terungkap. Dengan adanya pengertian dari setiap anggota keluarga, maka akan mengurangi timbulnya masalah di dalam keluarga.
5.      Sikap menerima
Sikap menerima setiap anggota keluarga sebagai langkah kelanjutan pengertian, berarti segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia harus mendapat tempat di dalam keluarga.
6.      Peningkatan usaha
      Setelah setiap anggota di terima dengan segala kekurangan dan kemampuannya sebagai anggota keluarga penuh yang menduduki tempatnya masing-masing dalam keluarga, perlu adanya peningkatan usaha. Peningkatan usaha ini perlu di lakukan dengan mengembangkan setiap aspek dari anggota keluarganya secara optimal. Peningkatan usaha ini perlu agar tidak terjadi keadaan yang statis dan membosankan. Peningkatan usaha di sesuaikan dengan setiap kemapuan baik materi dari pihak orang tua maupun anak.
2.4.Kendala-Kendala Dalam Mencapai Kebahagiaan Keluarga
            Kendala dalam mencapai kebahagiaan keluarga diantaranya adalah  hubungan antara suami istri yang tidak harmonis, adanya sikap acuh tak acuh terhadap anggota keluarga, tdak adanya suatu usaha untuk peningkatan kualitas hidup, sikap tidak saling menerima, tidak perhatian.

BAB III
PENUTUP

1.1.Kesimpulan
Keluarga bahagia adalah identik dengan keluarga yang harmonis sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup (Bambang, 2000 :52).
Ciri-ciri pola hubungan yang melekat pada keluarga yang bahagia adalah (1) Kesatuan dengan Sang Pencipta . (2) kesatuan dengan alam semesta (3) komitmen (4) tausiyah dan feedback (5) keluesan (6) kesatuan fisik (7) dan hunbungan seks yang sehat (8) bekerjasama (9) saling percaya dan lain-lain.
Kendala dalam mencapai kebahagiaan keluarga diantaranya adalah  hubungan antara suami istri yang tidak harmonis, adanya sikap acuh tak acuh terhadap anggota keluarga, tdak adanya suatu usaha untuk peningkatan kualitas hidup, sikap tidak saling menerima, tidak perhatian.

1.2.Kritik dan Saran

            Adapun saran-saranya meliputi :
1.      Semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai mana mestinya
2.      Sebagai calon seorang konselor kita harus bisa memberikan contoh yang baik di lingkungan sekitar maupuan di lingkungan sekolah.
3.      Sebagai calon seorang konselor harus bisa mengerti kebutuhan-kebutah individu dalam dewasa ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat pada masa yang akan datang.

2 komentar:

  1. Fakultas perdukunan ana ora mz,,hehehe
    ya bagus shiiip lanjutkan...

    BalasHapus
  2. makasih...
    buat tambah - tambah pengetahuan...
    kalau dah berkeluarga nanti....
    fotonya keren euy...

    BalasHapus